Kamis, 07 April 2011

Lomba IPTEK siswa CI/BI se-Jawa Barat 1 Juni '10 : Pembuatan Sabun Dari Minyak Jelantah. Ilma Syifannisa. juara Harapan 2 SMPN 1 Sumedang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Minyak bekas pakai (jelantah) ini sangat membahayakan. Dari hasil penelitian, ditemukan senyawa benzena yang merupakan penyebab kanker pada jelantah. Selain itu jelantah juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya seperti diare, anteroklerosis, kolestrol, jantung koroner, dan menurunkan gizi makanan yang digoreng dengan minyak tersebut. Berpijak dari fakta tersebut kota Sumedang sebagai kota tahu, maka saya ingin melakukan penelitian untuk memanfaatkan jelantah tahu yang selama ini dianggap sebagai limbah yang membahayakan. Jelantah tahu dialah yang menjadi produk berupa sabun cuci batangan sebagai pencuci pakaian , yang bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi pedagang tahu dan umumnya bagi masyarakat Sumedang.

Tujuan Penelitian

Penelitian yang berjudul “Manfaat Si Buruk Rupa” atau pemanfaatan bahan yang berbahaya menjadi bahan yang berguna dan aman, dari jelantah tahu ini bertujuan untuk mengembangkan produk yang bermanfaat bagi semua kalangan dari minyak jelantah yang membahayakan kesehatan.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian bagi siswa dan pedagang tahu , diantaranya :

Dapat di pergunakan untuk kebutuhan rumah tangga .

Menghemat pengeluaran keluarga

Menambah penghasilan keluarga

Menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran

Memotivasi siswa untuk melakukan inovasi-inovasi baru

METODOLOGI

Alat

Neraca Magnexus

Gelas ukur

Termometer

Gelas kimia

Corong

Pengaduk kaca

Spatula

Cetakan

Lumpang alu

Lap

Bahan yang harus disediakan

Jelantah tahu

NaOH

Air

Pewangi

Pewarna alami (daun suji atau kunyit)

Arang

Garam

Keselamtan dan Etika Kerja

Jas Lab

Sarung tangan karet

Masker

Pencuci

Tempat Sampah

Prosedur Pembuatan Sabun Cuci Batang

Penyaringan dan penjernihan :

Panaskan jelantah hingga tidak ada gelembungnya

Lalu, masukan arang yang sudah dicuci

Campurkan arang dan jelantah lalu aduk

Setelah itu saring jelantah yang sudah di campur arang dengan menggunakan kain.

Pembuatan :

Tuang 171 gram NaOH ke dalam 340 gram air, aduk hingga larut

Dinginkan larutan hingga bersuhu 40°c

Aduk cepat selama 20 menit

Setelah kental tambahkan zat tambahan yang diinginkan : pewangi atau pewarna

Tuang adonan ke dalam cetakan

Simpan selama 1 malam dan tutup dengan kain tipis

Adonan dikeluarkan dari cetakan dan simpan sekitar 1 bulan sebelum pemakaian

Hasil dan Pembahasan

Sabun Cuci Batangan

Pembuatan sabun cuci batangan ini menggunakan basa NaOH. Sebagai pewangi digunakan zat aditif (zat tambahan) berupa bibit parfum yang tersedia di pasaran. Sedangkan pewarna yang digunakan adalah pewarna alami sepert dun suji. Selain aman, bahan-bahan alam tersebut memiliki khasiat yang bagus untuk kulit. Misalnya daun suji dipercaya dapat menambah kesalusan kulit.

Sabun yang menghasilkan selama satu bulan sebelum digunakan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan sifat korosif dari NaOH yang dapat merusak kulit. Selain itu semakin banyak yang tentu saja akan semakin baik untuk kulit.

Dari hasil penelitian diperoleh sabun dengan karateristik padat, bewarna sesuai pewarna yang digunakan, serta berbusa. Dapat dilihat bahwa sifat fisik yang dimiliki jelantah (hitm, kental, dan bau twngik) tidak lagi ditemukan dalam sabun yang dihasilkan. Sehingga minyak jelantah yang merupakan limbah yang berbahaya dapat dimanfatkan menjadi hal berguna.

Untuk menguji sabun yang dihasilkan, sabun tersebut diuji cobakan kepada lima orang responden yang memberi penilaian sabun dari segi tampilan, kelembutan kulit, dan busa yang dihasilkan. Responden memberikan nilai dengan skala 1-5. Berikut hasil yang diper oleh

Responden

Nilai

tampilan

Kelembutan

Busa

1

2

3

4

5

5

4

5

5

4

4

4

4

4

5

3

3

3

4

3

Rata-rata

4,6

4,2

3,2

Dari tabel di atas, sabun cuci batang dari jelantah unggul dari segi tampilan dan kelembutan terhadap kulit. Sedangkan untuk busa yang di hasilkan masih belum memuaskan. Dibandingkan dengan sabun yang ada di pasaran, busa sabun buatan sendiri memang lebih sedikit. Pembuatan sabun di industri biasanya menambahkan zat aditif untuk menambah busa.

Dari segi uasaha, sabun cuci batang ini memiliki prospek untuk dikembangkan. Berikut ini analisis usaha dari produksi sabun cuci batang :

1 liter jelantah Rp. 3000,-

171 gram NaOH Rp. 13.700,-

Bibit parfum dan pewarna alami Rp. 3.000,-

Kemasan Rp. 8.000,-

Biaya Oprasional Rp. 5.000,-

Total biaya Produksi Rp.32.700,-

Dari resep diatas dihasilkan 80 sabun ukuran kecil atau 50 sabun ukuran sedang.

Harga jual 80 sabun cuci batang (@ Rp.1000,-) Rp. 80.000,-

Laba tiap sabun ukuran kecil Rp. 591, -

Harga jual 50 sabun cuci batang (@ Rp.2000,-) Rp. 100.000,-

Laba tiap sabu ukuran sedang Rp. 1.346,-

Analisis usaha diatas menunjukan bahwa prospek untuk usaha sabun cuci batang sangat menarik dan menguntungkan.

Penutup

Kesimpulan

Sabun cuci batang yang dihasilkan memiliki karateristik tampilan yang menarik dan dapat membersihkan noda pada pakaian serta kelembutan terhadap kulit yang tinggi. Prospek keuntungan usaha yang dimiliki mencapai laba 280 % atau hampir 3 kali lipat.

Saran

proses pengolahan sabun cuci batang menggunakan zat imia yang berbahaya yaitu NaOH. Diperlukan sikap hati-hati dan penggunaan alat pengaman seperti jas kerja , sarung tangan karet, kacamata, dan masker selama berhubungan dengan zat tersebut

Memperhatikan faktor kuantitas zat terutama saat melakukan penimbangan karena keberhasiloan produk yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kuantitas zat. Olrh karena itu pastikan alat timbang telah dikalibrasi dengan baik, serta diperlakukan ketelitian dalam melakukan penimbangan.

DAFTAR PUSTAKA

Addison, K (2008). Make your own Biodesel [online]. Tersedia:

http://journeytoforever.org/ . [8 Maret 2008]

Pertamina. (2008). Mengenai Biodesel ? Curd palm oil?. [online]. Tersedia:

http://pertamina,com. [8 Maret 2008]

Romauli. (2003). “Minyak Goreng meroket, Minyak jelantah Dilirik”. Harian

Umum Sinar Harapan, 16 ei 2007.

Universitas pendidikan Indonesia (2002). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

(Laporan buku, makalah, skripsi, tesis, disertasi). Bandung UPI.

Styo Wibowo, (1994). Home Industri . Bintang Timur surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar