Minggu, 25 Desember 2011

"pandanglah dari semua sisi jangan pandang hanya dari satu sisi"

Sore ini aku masih menatap lembayung senja yang berwarna merah bersamanya, aku berharap ini bukanlah pertemuan terakhir antara aku dan dia. memang sedikit menyakitkan saat saat seperti ini.

"kamu benar-benar ingin hubungan kita berakhir sampai disini?" tanyaku padanya yang sedang tertunduk lesu karena keputusannya tadi.

"maafkan aku, mungkin akan lebih baik jika kita berpisah" jawabnya sambil menyorot mataku dengan mata berkaca-kaca
aku hanya bisa terdiam, tak kuasa menahan tangis.

"tapi aku akan lebih sakit bila harus kehilanganmu" aku menangis dan menatap langit sore yang cerah ini.

"tapi aku yakin kau akan lebih baik tanpaku, lihatlah masa depanmu masih panjang. jika Tuhan memang menjodohkan kita mungkin suatu saat kita akan bertemu lagi." sahutnya sambil mengusap air mataku. aku hanya diam lesu, menatap matanya dalam-dalam berharap dia tak akan meninggalkanku sendiri disini

"apakah hanya kerena kau pergi dari tanah air kita harus berpisah? aku rela kok menjalani hubungan ini dengan jarak jauh, percayalah padaku aku akan setia disini menunggu pulang"

dia tersenyum sambil mengusap rambutku, aku tak berani menatapnya karena aku terlalu lemah untuk itu, aku benci jika harus terlihat lemah didepannya

"sayang, pandanglah dari semua sisi jangan pandang hanya dari satu sisi. aku hanya ingin yang terbaik untukmu. kau tau kan akupun mencintaimu. dan aku tak ingin kau berlarut dalam kerinduanmu padaku nanti, mungkin kita akan lama tak berjumpa, jangan terpaku padaku banyak yang menunggumu" 

"tapi meskipun aku berpisah denganmu aku akan tetap merindukanmu, bahkan lebih rindu dari yang kau kira, apa kau tak kasihan padaku?"

"kau akan mengerti nanti, percayalah pada keputusanku ini, aku mencintaimu, aku mencintai masa depanmu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar