"this is my first time, feeling like this. Hurt so much"
-anita munafia
jam dinding biru-ku menunjukan waktu pukul 06.00 WIB seperti biasa yang aku check pertama kali adalah handphone, dan aku tersenyum karena ada satu BlackBerry Messenger yang masuk. dan ya seperti biasa Irfan yang mengirim messenger.
banguuuun lif! :D
aku tersenyum karena dia selalu mengirim pesan seperti itu tiap pagi, irfan adalah sahabatku. Aku selalu bersamanya sejak masuk SMP, mungkin karena kesamaan latar belakang, hobby dan banyak hal lagi yang ada pada dirinya ada pada diriku juga. itu yang membuatku nyaman sama dia.
tapi jika boleh aku akui, aku menyukainya. kadang aku diam-diam menginginkan hubungan kita lebih dari sekedar teman. tapi perasaan itu aku tepis jauh-jauh.
aku pun siap-siao berangkat sekolah dengan motor matic-ku. seperti biasa di sekolah aku duduk dulu di bangku depan kelas, irfan pun datang dan menghampiriku.
"lif, gue lagi bahagia nih!"
"kenapa emangnya?"
"gue lagi suka sama cewe, bantuin dong"
jleb, semuanya kosong pikiran ku kalut, aku bener-bener ga ngerti apa yang aku rasain sekarang, apa yang harus aku lakuin sekarang. aku pun hanya bisa bilang iya sambil tersenyum dibalik semua kalutnya hatiku.
hari demi hari aku lewati dengan semua tingkah munafikku, sampai akhirnya irfan jadian sama dwita, wanita yang dia sukai. dan aku cuma bisa bilang "congrats yah, long last :)"
aku bener-bener ngerasa jadi orang paling munafik.
sekarang tiap pagi, tak ada messenger yang menghiasi BBMku
tak ada lagi seorang pria yang menghampiriku tiap pagi
tak ada lagi sebabku tersenyum saat bangun tidur
tak ada lagi sebabku tertawa terbahak-bahak saat aku harus remedial
tak ada lagi perasaan yang harus aku sembunyikan.
semakin hari perasaan sakitku ini makin menjadi-jadi. aku makin rindu dia yang dulu. sampe akhirnya aku udah gak kuat sama semua ini. aku berusaha buat hancurin hubungan mereka.
aku pun punya cara licik dengan mengirim pesan singkat ke Irfan dengan nomor ponsel baru.
"lo jangan ganggu hubungan gue sama dwita"
tak lama setelah aku kirim pesan kaleng itu mereka putus, dan irfan kembali curhat sama aku. tapi inilah bodohnya aku waktu dia curhat tentang putusnya hubungan mereka , aku lupa tak mengganti nomor HPku ke nomorku yang asli, dan irfan menunjukan nomor itu dan menelponnya.
matilah aku! aku bener-bener ceroboh! berbuat bodoh untuk kedua kalinya.
"jadi lo lif yang berusaha ngancurin hubungan gue?! kenapa lo setega ini hah?!" muka irfan memerah penuh amarah
"siapa yang tega?! JELAS JELAS LO YANG TEGA! lo ga pernah peka sama perasaan gue ke lo! lo ga pernah peka fan! yang lo tau gue cuma sahabat lo kan?! yang lo tau gue cuma sahabat lo kan?! gak lebih dari itu! setelah lo punya cewe lo lupa kan sama gue? lo gak pernah hargain perasaan gue!" aku tak kalah marah, telunjukku lurus menunjuk-nunjuk ke arah mukanya, aku pun pergi, kecewa, kesal, marah dan pengen nangis. aku benci semuanya!
ah semuanya memang harus seperti ini, aku gak pernah ngerti, kenapa bisa dia gak pernah peka sama perasaanku, aku gak ngerti apa yang dia pikiirin!
ah semuanya memang harus seperti ini, aku gak pernah ngerti, kenapa bisa dia gak pernah peka sama perasaanku, aku gak ngerti apa yang dia pikiirin!
ini bener-bener pertama kalinya aku ngerasa sesakit ini.
biarlah Tuhan yang menjawab semua perasaanku :')
with love,
Ilma
hai dokter ilma aku selalu suka tulisan di blogmu sejak tahun 2012, semoga bisa tetap semangat menulis ya dok.
BalasHapus