Kamis, 22 Maret 2012

Ajarkan Aku Cinta Yang Tulus (3)

"terkadang meskipun kita saling mencintai kita tak bisa bersama"
-Ilma Syifannisa-

 3 tahun kemudian
 sebentar lagi aku akan lulus kuliah, dan sampai saat ini aku belum pernah bisa mendapat seorang kekasih. banyak yang mendekat pun aku tak berani untuk menerimanya.
ada rasa takut yang menyergap hati ini. seolah-olah Tuhan benar-benar tak mengizinkanku untuk mendapat cinta yang baru.

"nak, kamu itu udah gede. pinter, cantik, dewasa dan udah mau jadi calon dokter. tidak kah kamu mendapat seorang calon suami?"

aku terdiam seribu bahasa, aku tak berani menjawabnya. karena aku tau...aku masih mau dijajah masa lalu. aku masih menghitung mundru setiap detik, aku masih menyimpan sejuta kenangan indah bersamamu, aku masih... ah , kau masih inti sel ku.
aku pun memutuskan untuk pergi makan di luar sore ini. ya, sendirian.

melihat keadaan sekitar cafe ini benar-benar membuatku sirik. hampir setiap orang bersama pasangan. sedangkan aku? aku duduk disini bersama kenanganku bersamamu will...
aku hanya memandangi pancake dengan ice cream coklatku. kembali teringat masa lalu, masa SMA. 
dulu aku duduk disini bersamamu dengan seragam putih abu. dengan tawa renyah yang terkembang di wajahmu. aku benar-benar belum ikhlas melepasmu pergi.
harusnya aku merelakanmu dan mulai mencintai orang lain, tapi aku...aku benar-benar gak bisa.
setelah perkataan ibu 3 tahun lalu, aku hanya mengiyakannya bahwa aku akan move on tapi buktinya?
aku gak move on
aku gak move back
aku cuma ..... stay here.

"hey mufida!" seseorang memanggilku sambil menepuk pundakku dan...

"willy! aku gak lagi mimpi kan? ini bener kamu kan? aku kangen banget sama kamu! kenapa kamu ada disini?"

"ini beneran ko, boleh aku duduk disini?"

"tentu, silahkan. kuliahmu sudah beres?"

"belum, tapi hampir selesai. bagaimana kuliahmu?"

"aku juga lagi bikin skripsi, doakan ya mudah-mudahan lancar. kau sudah menikah?"

"iya, kau selalu kudoakan. belum muf. mmm, mufida maafkan aku ya? kejadian 3 tahun lalu. benar-benar membuatku merasa bersalah padamu. aku memang terlalu biadab untukmu. kau pasti sudah menemukan seseorang yang jauh lebih baik dariku."

"aku selalu memaafkan kesalahanmu will. belum, sejak kejadian 3 tahun lalu aku belum pernah mencintai pria lain. aku terlalu bodoh, aku terlalu bodoh untuk selalu menyayangimu sampai detik ini"

"kalaupun kau ingin tau, sebenarnya aku mencintaimu. tapi, muf kau tau kan? keadaan sekarang jauh berbeda dengan 3 tahun lalu, aku berubah. begitupun dengan dirimu. kadang tak selamanya orang yang saling mencintai bisa bersama selamanya. karena bersama selamanya itu bohong"

"mengapa? mengapa bohong? bilang saja kau sudah tak mencintaiku. aku menerima itu ko. aku mengerti"

"sungguh mufida, aku mencintaimu. tapi keadaan tak pernah mempersatukan cinta kita. besok aku harus kembali ke Jogja"

"benarkah? begitu singkat. aku masih rindu padamu sungguh"

air mata ini tak sanggup ku bendung lagi, aku memeluknya dengan erat. seolah aku tak pernah ingin melepas raganya dari sisiku sampai kapanpun, seolah dia akan selalu memilihku, seolah dia benar-benar menginginkanku kembali. mungkin dia benar, tak selamanya cinta bisa menyatukan dua insan. 
keadaan lah yang membuat semuanya berbeda, situasilah yang membuat cinta terhalang.
aku benar-benar harus melupakannya...

the end
:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar